Senin, 07 Maret 2022

Salak yang Bukan Salak



Salak yang Bukan Salak

By tundjung

Begitu seseibu bilang salak cucunya besar satu, aku pun langsung berpikir macam-macam.

Eit, macam-macam di sini tuh maksudnya differensial diagnosis. Kemungkinan apa saja yang terjadi.

Mungkin hernia atau ketedun.
Bisa jadi hidrocele, ada air di kantung scrotum.
Atau bisa jadi testis yang satu belum turun. Jadi yang satunya tampak lebih besar.

Untuk pastinya, kita langsung ke TKP saja.

"Oh, ini sih hernia alias ketedun."

"Apa itu, Dok?"

"Ususnya masuk ke kantung scrotum. Solusinya dioperasi. Usus didorong masuk ke perut, lalu celah yang bikin ususnya mbrojol dijahit."

"Apa nggak kasian Dok, masih bayi dioperasi?"

"Bu, jangankan usia 5 bulan. Bayi yang lahir tanpa anus, usia sehari dioperasi. Justru kasian itu kalau dibiarkan."

"Maksud saya, diobati dulu atau gimana."

"Nggak. Saya nggak kasih obat. Saya rujuk ke bagian bedah. Dokter bedah mau operasi kapan, Ibu manut saja. Pesan saya, jangan dipijatkan. Ntar ususnya jadi muntir malah repot."

Pesan saya ke pemirsa nih, sebutlah anggota tubuh sebagaimana mestinya. Apalagi kalau sedang mengenalkan pada anak.

Katakan saja testis atau buah pelir atau dalam bahasa daerah yang bentuk sopan. Jangan terus pake istilah salak, bakso, kentang, atau benda lain yang biasa diiris-iris.

Bukan apa-apa.

Pernah nih ada ortu pasien. Bapak muda. Rambut klimis, muka glowing, kemeja bermerk, sepatu semiran. For all good looking lah.

Saya kasih tahu,"Pak, ini testis anaknya belum turun."

Dia balik tanya,"testis itu apa, Dok?"

Yang glowing pun mendadak suram.

***
Kang Dolen , ini lanjutan cerita salak yg dulu. Lunas yak janjiku

Tidak ada komentar:

Posting Komentar